Pengertian dan Bimbingan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
PENDIDIKAN DAN
BIMBINGAN BAGI ANAK BEKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
1.
Tunanetra
a.
Pengertian Tunanetra
Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah tidak dapat melihat (KBBI, 1989:p.971) dan menurut literatur
berbahasa Inggris visually handicapped
atau visual impaired. Pada umumnya
orang mengira bahwa tunanetra identik dengan buta, padahal tidaklah demikian
karena tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.
Anak yang mengalami gangguan penglihatan dapat
didefinisikan sebagai anak yang rusak penglihatannya yang walaupun dibantu
dengan perbaikan, masih mempunyai pengaruh yang merugikan bagi anak yang yang
bersangkutan (Scholl, 1986:p.29). Pengertian ini mencakup anak yang masih
memiliki sisa penglihatan dan yang buta.
Dengan demikian, pengertian anak tunanetra adalah
individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai
saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas.
b.
Bimbingan bagi Tunanetra
Program bimbingan, pengajaran, dan latihan di
sekolah yang berkaitan dengan kebutuhan interaksi sosial anak tunanetra dapat
diberikan guru dalam bentuk:
1)
Bimbingan untuk
mengenal situasi sekolah, baik dari sisi fisik bangunan maupun dari sisi
interaksi orang per-orang.
2)
Menumbuhkembangkan
perasaan nyaman, aman, dan senang dalam lingkungan barunya.
3)
Melatih kepekaan
indera-indera tubuh yang masih berfungsi sebagai bekal pemahaman kognitif,
afektif dan psikomotornya.
4)
Melatih
keberanian anak tunanetra untuk mengenal hal-hal baru, terutama hal-hal yang
tidak ia temui ketika berada di rumah.
5)
Menumbuhkan
kepercayaan diri dan kemandirian dalam berkomunikasi dan melakukan kontak.
6)
Melatih
mobilitas anak untuk mengembangkan kontak-kontak sosial yang akan dilakukan
dengan teman sebaya.
7)
Memberikan
pendidikan etika dan kesantunan berkaitan dengan adat dan kebiasaan yang
berlaku dalam suatu daerah. Pendidikan etika yang berlaku di rumah dapat berbeda
ketika anak tunanetra masuk dalam lingkungan baru dengan beragam kepribadian individu.
8)
Mengenalkan anak
tunanetra dalam beragam karakter interaksi kelompok. Hal ini dapat memberikan
pemahaman bahwa tiap kelompok memiliki karakter interaksi yang berbeda.
Misalnya kelompok anak-anak kecil, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.
2.
Tunarungu
a.
Pengertian Tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh
atau Sebagian daya pendengarannya, sehingga mengalami Gangguan berkomunikasi
secara verbal. Secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak yang
lainnya. Anak dengar pada umumnya, sebab orang akan mengetahui bahwa anak
menyandang ketunaruguan pada saat Berbicara, mereka berbicara tanpa suara atau
dengan suara Yang kurang atau tidak jelas artikulasinya , atau bahkan tidak
Berbicara sama sekali, mereka berisyarat.
Klasifikasi
tunarugu berdasarkan tingkat kerusakan/kehilangan kemampuan mendengar yaitu:
ð
Sangat ringan 27- 40 dB
ð
Ringan 41-44 dB
ð
Sedang 56-70 dB
ð
Berat 71-90 dB
ð
Sangat berat 91 dB keatas tuli.
b.
Bimbingan bagi Tunarungu
Dalam kaitan dengan
program bimbingan karir, dikenal adanya pengembangan program komprehensif.
Program ini bertujuan sebagai dasar upaya menentukan kebutuhan siswa, tujuan
siswa, dan mengevaluasi keefektifan oprasional program. Program itu mencakup 4
fase kegiatan yaitu perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi.
Langkah-langklah itu harus
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1)
Menentukan
rancangan evaluasi
2)
Menentukan
kebutuhan siswa
3)
Menentukan
tujuan umum
4)
Merumuskan
tujuan khusus
5)
Memilih,
menjadwalkan, membantu oprasional untuk memberikan layanan kegiatan yang
dirancang untuk membantu para siswa mencapai tujuan
6)
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dari staf yang diperlukan
7)
Mengevaluasi
program, membuat perubahan-perubahan yang diperlukan, dan laporan hasil.
3.
Tunagrahita
a.
Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan mental,
keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation). Anak
tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga
menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu yang menyebabkan
permasalahan-permasalahan lainnya yang muncul pada masa perkembangannya. Hal
tersebut sejalan dengan AAMD yang dikutif Grossman (Krik & Gallagher,
1986:116) dan diterjemahkan oleh Astati dan Lismulyati bahwa :
Tunagrahita mengacu pada fungsi intelek umum yang
nyata berada di bawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi
tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.
b.
Bimbingan bagi Tunagrahita
Dengan mengetahui cara yang berbeda ini akan
membantu kita mengembangkan kegiatan belajar yang lebih bermakna untuk semua
anak dalam kelas, antara lain:
1)
Bimbingan
malalui pembelajaran sensorimotor : penglihatan (visual), pendengaran
(auditif), taktile (perabaan) dan gerak kinestetik (motorik-kinestetik).
2)
Bimbingan
melalui tahapan sensorimotor.
3)
Materi Bimbingan
Pembelajaran Sensorimotor. Pada materi pembelajaran sensorimotor dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori penglihatan.
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori perabaan.
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori pendengaran.
ð
Bimbingan pembelajaran
sensori terhadap bera.
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori terhadap panas.
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori penciuman.
ð
Bimbingan
pembelajaran sensori rasa.
4.
Tunadaksa
a.
Pengertian Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan
gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy,
amputasi, polio, dan lumpuh.
Ciri-ciri
tunadaksa :
ð
Anggota gerak
tubuh tidak bisa digerakkan/lemah/kaku/lumpuh
ð
Setiap bergerak
mengalami kesulitan
ð
Tidak meiliki
anggota gerak lengkap
ð
Tidak dapat
tenang
ð
Terdapat anggota
gerak yang tidak sama dengan keadaan normal pada umumnya.
b.
Bimbingan bagi Tunagrahita
Ruang lingkup layanan bimbingan pada satuan
pendidikan luar biasa, menekankan pada 4 bidang :
ð
Bimbingan
pribadi-sosial
ð
Bimbingan
belajar.
ð
Bimbingan karier.
ð
Bimbingan
penggunaan waktu luang.
5.
Tunalaras
a.
Pengertian Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan
dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang
berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan
faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Ciri-ciri
tunalaras :
ð
Berani melanggar
aturan yang berlaku,
ð
Mudah emosi,
ð
Suka melakukan
tindakan yang agresif.
b.
Bimbingan bagi Tunalaras.
Sesuai dengan karakteristik anak tunalaras yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka kebutuhan pendidikan anak tuna laras diharapkan
dapat mengatasi problem/permasalahan perilaku anak tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal berikut :
1)
Berusaha
mengatasi semua masalah perilaku anak dengan menyesuaikan kondisi dan proses
belajar dengan karakteristik anak tuna laras tersebut.
2)
Berusaha
mengembangkan kemampuan fisik anak serta mengembangkan bakat dan intelektualnya.
3)
Memberi bekal
berupa keterampilan khusus yang bermanfaat.
4)
Memberi
kesempatan pada anak agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
norma-norma hidup di masyarakat dengan sebaik-baiknya.
5)
Memberi rasa
aman agar mereka tidak merasa dikucilkan dan mampu mengembangkan rasa percaya
diri.
6)
Memberikan
penghargaan pada mereka agar moral mereka terangkat sehingga mereka merasa
diterima oleh lingkungan
6.
Cerdas bebakat (anak berbakat)
a.
Pengertiang Cerdas Berbakat
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak
berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai
prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul. Bakat” (aptitude) pada umumnyadiartikan sebagai
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud.
Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance)
dapat dilakukan sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan
agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan
kemampuan menentukan “prestasi” seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan
perwujudan dari bakat dan kemampuan.
b.
Bimbingan bagi Cerdas Berbakat
Layanan bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap
bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk
pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan
yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan
pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1)
Pengembangan
Ranah Kognitif/Intelektual.
2)
Pengembangan
Ranah Kognitif.
3)
Pengembangan
Ranah Fisik.
4)
Penembangan
Ranah Intuitif.
5)
Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan.
6)
Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan.
7.
Autis
a.
Pengertian Autis
Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang
didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat
berhubungan sosial atau komikasi secara normal. Secara Neurologis atau
berhubugan dengan sistem persarafan. Autis dapat diartikan sebagai anak yang
mengalami hembatan perkembangan otak, terutama pada area bahasa, sosial dan
fantasi.
b.
Bimbingan bagi Autis
Bimbingan Seperti bagaimana anak-anak autis bisa
membuat kontak dengan orang-orang di sekitarnya dan dengan anak-anak autis
lainnya,bagaimana cara membuat agar si anak itu bisa mengurangi gerakan yang
berulang-ulang, bagaiman cara agar si anak tidak usah panik dengan sesuatu yang
berubah dalam sekitarnya. Dengan training seperti anak-anak autis di ajak
dengan ke pasar, ke took, berkunjung ke tempat-tempat umum yang banyak di kunjungi
orang.
8.
Disleksia
a.
Pengertian Disleksia
Kesulitan belajar membaca sering disebut disleksia.
Kesulitan belajar membaca yang berat disebut aleksia. Kemampuan membaca tidak
hanya merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang akademik, tetapi juga
untuk meningkatkan keterampilan kerja dan memungkinkan orang untuk
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat secara bersama.
Ada dua jenis pelajaran membaca, yaitu membaca
permulaan atau membaca lisan dan membaca pemahaman. Mengingat pentingnya
kemampuan membaca bagi kehidupan, kesulitan belajar membaca hendakna ditangani
sedini mungkin. Ada dua tipe disleksia, yaitu disleksia auditoris dan disleksia
visual.
Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca,
mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata
(misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan,
penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta
dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan).
Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat
melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan
mengenali bunyi-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan
kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan
antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya.
b.
Bimbingan bagi Disleksia
Menangani
atau mengatasi kesulitan belajar pada anak disleksia:
ð
Menggunakan
media belajar.
ð
Tingkatkan
motivasi belajar pada anak.
ð
Tingkatkan rasa
percaya diri anak.
ð
Jangan pernah
menyalahkan anak atas kondisi yang dialaminya.
ð
Selalu dampingi
anak dalam belajar.
ð
Juga bisa
melakukan berbagai hal terapi.
9.
Dysgraphia
a.
Pengertian Dysgraphia
Kesulitan belajar menulis disebut juga disgrafia.
Kesulitan belajar menulis yang berat disebut agrafia. Ada tiga jenis pelajaran
menulis, yaitu menulis permulaan, mengeja atau dikte, dan menulis ekspresif.
Kegunaan kemampuan menulis bagi seorang siswa adalah untuk menyalin, mencatat,
dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Oleh karena itu, kesulitan
belajar menulis hendaknya dideteksi dan ditangani sejak dini agar tidak
menimbulkan kesulitan bagi anak dalam mempelajari berbagai mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah.
b.
Bimbingan bagi Dysgraphia
Terdapat beberapa cara mengatasi kesulitan belajar
menulis yang berkaitan dengan pengajaran menulis permulaan atau handwriting antara lain yang dikemukaan
Abdurrahman (1998:240 ) bahwa terdapat 15 jenis kegiatan yang berfungsi untuk
remedial menulis anak berkesulitan menulis jenis permulan atau handwriting antara lain:
ð
Aktivitas
menggunakan papan tulis
ð
Bahan lain untuk
latihan gerakan menulis
ð
Posisi
ð
Kertas
ð
Cara memegang
pensil
ð
Kertas stensil
atau karbon
ð
Menjiplak
ð
Menggambar di
antara dua garis
ð
Titik-titik;
menjiplak dengan semakin dikurangi
ð
Buku bergaris
tiga
ð
Kertas dengan
garis pembatas
ð
Memperhatikan
tingkat kesulitan penulisan huruf
ð
Bantuan Verbal, kata
dan kalimat.
10.
Diskalkuliah
a.
Pengertian Diskalkuliah
Berhitung adalah salah satu cabang matematika, ilmu
hitung adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
berbagai proyek, kejadian, dan waktu. Ada orang yang beranggapan bahwa
berhitung sama dengan matematika. Anggapan semacam ini tidak sepenuhnya keliru
karena hamper semua cabang matematika yang menurut Moris Kline (1981) berjumlah
delapan puluh cabang besar selalu ada berhitung.
Kesulitan belajar berhitung disebut juga
diskalkulia. Kesulitan belajar berhitung yang berat disebut akalkulia. Ada tiga
elemen pelajaran berhitung yang harus dikuasai oleh anak. Ketiga elemen
tersebut adalah konsep, komputasi, dan pemecahan masalah. Seperti halnya
bahasa, berhitung yang merupakan bagian dari matematika adalah sarana sarana
berpikir keilmuan. Oleh karena itu, seperti halnya kesulitan belajar bahasa,
kesulitan berhitung hendaknya dideteksi dan ditangani sejak dini agar tidak
menimbulkan kesulitan bagi anak dalam mempelajari berbagai mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah.
b.
Bimbingan bagi Diskalkuliah
Diskalkuliah biasanya mengacu pada suatu problem
khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, Oleh karena itu
bimbingan orang tua maupun guru adalah:
ð
Harus menyadari
kemampuan anak itu, sehingga para orang tua atau guru melakukan pendekatan yang
baik kepada anak.
ð
Tidak
terus-terusan memaksa anak untuk mengerjakan soal yang tidak sesuai dengan
kemampuannya. Anak diberi pelatihan soal sesuai dengan kemampuan berfikirnya
dan orang tua atau guru membantu anak tersebut.
ð
Memerlukan
berbagai cara atau strategi yang tidak membosankan seperti kartu berhitung
bergambar, sehingga anak tetap semangat untuk belajar. Selalu memberikan
motivasi kepada anak, mengasah kemampuan dan ingatan anak.
Daftar Rujukan
http://www.kata-bijak.web.id/2015/03/makalah-bimbingan-bagi-siswa-dengan.html
http://diahprita.blogspot.co.id/2014/12/bimbingan-bagi-anak-tuna-laras.html
http://www.gelombangotak.com/Mengatasi-Kesulitan-Belajar-Anak-Disleksia.htm
Comments
Post a Comment